Alasan Psikologis Umum di Balik Terus Memikirkan Mantan
Keterikatan emosional seringkali menjadi inti utama mengapa seseorang tidak bisa berhenti memikirkan mantan pasangan. Proses membangun hubungan melibatkan investasi emosional yang mendalam, membentuk ikatan yang kuat dan mendalam antara dua individu. Ikatan emosional ini, yang seringkali tidak sepenuhnya hilang setelah hubungan berakhir, menjadi alasan utama mengapa perasaan tersebut tetap ada. Meskipun hubungan sudah berakhir, sisa-sisa keterikatan emosional ini bisa terus mempengaruhi pikiran dan perasaan seseorang.
Keterikatan emosional, memori-memori kuat dari saat-saat indah, dan kebutuhan emosional yang belum terpenuhi merupakan tiga alasan psikologis utama yang menyebabkan seseorang terus memikirkan mantan. Memahami faktor-faktor ini bisa menjadi langkah awal yang penting untuk mengatasi perasaan tersebut dan menuju pemulihan emosional yang lebih sehat.
Dampak Kenangan Kuat dalam Keterikatan Emosional Mantan
Kenangan kuat yang kita miliki dengan mantan memiliki peran signifikan dalam mempengaruhi pikiran kita. Perasaan dan pengalaman emosional yang terdalam sering kali terkunci dalam kenangan-kenangan tersebut, yang membuat kita sulit untuk melepaskannya. Kenangan ini biasanya sangat intens, sering kali disertai dengan berbagai emosi yang mendalam, mengakibatkan seseorang kerap memikirkan mantan dalam berbagai situasi.
Otak kita memiliki kecenderungan untuk mengingat momen-momen bahagia lebih mudah daripada momen-momen negatif. Fenomena ini dikenal dengan sebutan ‘Pollyanna Principle,’ yang menunjukkan bagaimana otak kita mengode momen bahagia dengan lebih efisien. Akibatnya, ketika kita memikirkan mantan, otak kita secara otomatis meromantisasi masa lalu. Gambaran ideal tentang mantan sering kali jauh lebih positif daripada kenyataannya. Hal ini mengakibatkan keterikatan emosional terus berlanjut karena individu terus membayangkan situasi masa lalu dengan kacamata positif.
Posisi melankolis ini dikuatkan oleh fakta bahwa kenangan bahagia cenderung lebih menonjol seiring berjalannya waktu, sementara kenangan negatif memudar ke latar belakang. Pengaruh ini semakin memperdalam kesan idealisasi tentang hubungan yang telah berakhir, dan membuat proses melupakan serta move on menjadi lebih sulit bagi individu yang terjebak dalam lingkaran kenangan kuat tersebut.
Keterikatan Emosional: Menghubungkan Masa Lalu dengan Masa Kini
Keterikatan emosional adalah fenomena psikologis yang terjadi ketika seseorang merasa masih terhubung secara emosional dengan mantan pasangan. Perasaan ini sering kali merupakan hasil dari hubungan yang sangat mendalam atau keterikatan yang terbentuk melalui waktu dan rutinitas bersama. Pengalaman emosional yang kuat selama suatu hubungan dapat meninggalkan jejak yang mendalam dalam kenangan seseorang, membuat proses pemutusan hubungan menjadi lebih kompleks.
Salah satu penyebab utama keterikatan emosional adalah kualitas hubungan itu sendiri. Hubungan yang penuh dengan makna, pengorbanan, dan pengalaman bersama sering kali meninggalkan bekas yang sulit dilupakan. Kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang terbentuk selama hubungan juga memperkuat keterikatan ini. Misalnya, kegiatan-kegiatan kecil seperti sarapan bersama, jalan-jalan sore, atau menonton acara favorit bersama-sama bisa menciptakan rasa nyaman dan keterikatan emosional yang mendalam.
Selain itu, keterikatan emosional seringkali memperparah rasa kehilangan dan kesendirian pasca putus cinta. Perasaan ini bisa menyebabkan seseorang terus-menerus mengenang momen-momen indah yang pernah terjadi. Meski merupakan bagian dari proses berduka yang normal, keterikatan emosional yang berlarut-larut bisa menghambat proses pemulihan dan merusak kesejahteraan mental seseorang.
Cara Mengatasi Pikiran Tentang Mantan
Mengatasi pikiran tentang mantan tidak selalu mudah, terutama ketika keterikatan emosional masih kuat. Namun, berbagai strategi dapat membantu Anda mengalihkan fokus dan membangun kembali keseimbangan emosional. Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba:
1. Mengalihkan Perhatian
Lakukan aktivitas yang membuat Anda sibuk dan terlibat. Mendaftar untuk kelas baru, bergabung dengan olahraga tim, atau memulai hobi baru bisa menjadi penyelesaian kreatif untuk menghindari pikiran tentang mantan. Dengan keterlibatan aktif ini, otak Anda akan teralihkan dari kenangan lama dan lebih fokus pada pengalaman baru.
2. Menerima Perasaan
Alih-alih menekan emosi, cobalah untuk mengakui dan menerima perasaan tersebut. Ini adalah bagian penting dari proses penyembuhan. Menulis jurnal, berlatih meditasi, atau berbicara dengan seorang terapis bisa sangat membantu dalam memahami dan menerima keterikatan emosional yang masih ada.
3. Menghindari Kontak
Jika memungkinkan, batasi atau hindari sepenuhnya kontak dengan mantan. Ini termasuk tidak hanya pertemuan fisik tetapi juga interaksi di media sosial. Memblokir atau menyembunyikan postingan mereka bisa menjadi langkah awal untuk mengurangi keterikatan emosional tersebut.
4. Mendukung Diri Self-care
Prioritaskan kesejahteraan pribadi dan emosional Anda. Kebiasaan sehat seperti cukup tidur, makan makanan bergizi, dan berolahraga dapat membantu memperbaiki suasana hati. Selain itu, mengelilingi diri dengan teman dan keluarga yang mendukung memberikan Anda ruang untuk merasakan keterikatan baru yang lebih positif.
5. Mencari Bantuan Profesional
Jika usaha Anda sendiri kurang memadai, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional. Konseling atau terapi dapat memberikan perspektif baru dan alat yang kita butuhkan untuk mengatasi keterikatan emosional yang belum terselesaikan. Terapis berpengalaman dapat mendampingi Anda melalui berbagai tahap penyembuhan dan membantu Anda menemukan cara baru untuk membangun keterikatan yang sehat di masa depan. Jika anda bingung mencari bantuan profesional yang murah dan fleksibel anda bisa menghubungi kami.