Pentingnya Mengelola Keuangan di Masa Kuliah
Mahasiswa seringkali menghadapi tantangan besar dalam mengelola keuangan pribadi selama masa kuliah. Tekanan akademis, sosial, dan kebutuhan hidup dapat memperumit situasi, menuntut mahasiswa untuk memiliki keterampilan manajemen keuangan yang baik sejak dini. Salah satu alasan utama untuk mengasah keterampilan ini adalah kompleksitas lingkungan kampus yang penuh dengan berbagai pengeluaran tak terduga dan konflik prioritas, yang semuanya dapat mempengaruhi stabilitas finansial. Mengenal psikologi uang merupakan hal yang penting bagi mahasiwa untuk lebih sadar dalam penggunaan uang.
Tekanan akademis dapat memerlukan investasi dalam materi kuliah, buku, alat tulis, serta perangkat teknologi untuk mendukung pembelajaran. Tidak berhenti di sana, kehidupan sosial di kampus juga kerap kali menjadi sumber pengeluaran tambahan. Kegiatan ekstrakurikuler, hangout bersama teman-teman, hingga acara kampus memerlukan anggaran yang perlu diperhitungkan. Jika tidak dikelola dengan baik, mahasiswa bisa terjebak dalam pengeluaran yang tidak terkendali. Selain ittu kebutuhan makan dan kos juga menjadi tambahan beban pengeluaran pada mahasiswa. Maka dari itu mahasiswa sangat manajemen keuangan yang baik agar tidak terjadi ketidakseimbangan keuangan.
Konsep Self-Control dalam Psikologi Uang
Self-control, atau pengendalian diri, adalah kemampuan seseorang untuk mengatur emosi, pikiran, dan tindakan mereka dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang. Dalam konteks manajemen keuangan, self-control memegang peran penting dalam membantu mahasiswa mengelola keuangan pribadi mereka secara bijak. Konsep psikologi uang yang terkait erat dengan self-control dapat membantu individu membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan terhindar dari keputusan yang merugikan.
Membuat dan mematuhi anggaran adalah contoh dari penerapan self-control dalam manajemen keuangan. Anggaran bertindak sebagai panduan yang membatasi pengeluaran dan mengarahkan penggunaan uang pada hal-hal yang lebih penting dan bermanfaat. Dengan self-control, mahasiswa bisa disiplin untuk mematuhi anggaran yang sudah dibuat dan menghindari godaan untuk menghabiskan uang melebihi batas yang telah ditetapkan.
Ada beberapa strategi praktis yang berguna untuk meningkatkan self-control, salah satunya adalah menetapkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya, menabung sejumlah uang setiap bulannya atau mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak perlu. Sementara itu, tujuan jangka panjang bisa berupa menabung untuk biaya pendidikan lanjutan atau investasi. Dengan bergerak ke arah tujuan-tujuan ini, mahasiswa akan termotivasi untuk tetap berada di jalur yang benar dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
Delayed Gratification: Menunda Kepuasan untuk Keuntungan Finansial
Delayed gratification atau menunda kepuasan adalah konsep di mana seseorang mengesampingkan keinginan untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa depan. Teori ini pertama kali dipopulerkan melalui “Marshmallow Test” yang dilakukan oleh Walter Mischel pada akhir 1960-an. Dalam percobaan tersebut, anak-anak harus memilih antara menerima satu marshmallow segera atau menunggu beberapa menit untuk mendapatkan dua marshmallow. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang mampu menunggu cenderung memiliki pencapaian akademik dan sosial yang lebih baik di kemudian hari.
Bagi mahasiswa, kemampuan untuk menerapkan delayed gratification memiliki sejumlah manfaat, baik secara finansial maupun psikologis. Contohnya, alih-alih menghabiskan uang untuk makan di luar setiap hari, seorang mahasiswa bisa memilih untuk menabung sebagian uang mereka. Dana yang telah disimpan ini kemudian dapat digunakan untuk keperluan mendesak atau investasi jangka panjang seperti pendidikan lanjutan atau modal usaha. Pengelolaan seperti ini tidak hanya membantu dalam membentuk disiplin finansial, tetapi juga memberi rasa aman dan tenang saat menghadapi situasi tak terduga.
Penerapan konsep delayed gratification selama masa kuliah juga berhubungan erat dengan psikologi uang. Memahami psikologi uang membantu individu menghindari pengeluaran impulsif yang dapat mengganggu keuangan pribadi. Misalnya, menunda berbelanja barang-barang mewah hingga memiliki dana yang cukup tidak hanya mencegah utang tetapi juga meningkatkan nilai penghargaan terhadap barang tersebut ketika akhirnya bisa terbeli dengan uang sendiri.
Strategi Praktis Psikologi Uang untuk Mahasiswa dalam Mengelola Keuangan
Mengelola keuangan pribadi di masa kuliah adalah tugas yang menantang namun penting. Strategi praktis dapat membantu mahasiswa mengelola uang mereka dengan lebih bijaksana, terutama ketika mereka memahami konsep psikologi uang. Berikut beberapa strategi yang bisa anda gunakan untuk mengatur keuangan pada saat kuliah :
1. Mengikuti anggaran yang telah diatur
Pertama, membuat dan mematuhi anggaran adalah langkah awal yang krusial. Mulailah dengan menghitung semua sumber pendapatan, seperti uang saku, beasiswa, atau pekerjaan paruh waktu. Selanjutnya, alokasikan pengeluaran untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, buku, dan tempat tinggal. Sisakan bagian untuk pengeluaran tak terduga dan tabungan. Menggunakan aplikasi manajemen keuangan seperti Mint atau YNAB dapat memudahkan dalam melacak pengeluaran dan memastikan Anda tetap pada anggaran yang telah Anda buat.
2. Memanfaatkan diskon dan beasiswa
Memanfaatkan berbagai diskon dan beasiswa adalah strategi lain yang dapat membantu menghemat uang. Banyak toko, restoran, dan penyedia layanan menawarkan diskon khusus untuk mahasiswa. Jangan ragu untuk mencari dan memanfaatkan penawaran ini. Selain itu, selalu ikuti perkembangan beasiswa yang tersedia di kampus atau melalui organisasi eksternal. Beasiswa dapat menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan.
3. Menyisihkan sisa anggaran
Menabung adalah kebiasaan yang harus terbentuk sejak dini. Sisihkan sebagian kecil dari setiap pendapatan ke dalam tabungan. Anda bisa menggunakan konsep self-control dan delayed gratification dengan menghindari pembelian impulsif dan merencanakan pengeluaran besar dengan bijak. Ini tidak hanya membantu dalam menabung, tetapi juga dalam membentuk pola pikir finansial yang sehat.
4. Berfikirlah dua kali sebelum melakukan pembelian
Mengimplementasikan konsep-konsep ini dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan kedisiplinan. Cobalah untuk selalu berpikir dua kali sebelum melakukan pembelian, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda benar-benar membutuhkan barang tersebut atau hanya keinginan sesaat. Selain itu, mempertimbangkan untuk menunda kesenangan kecil demi pencapaian tujuan keuangan jangka panjang adalah cara efektif mengelola keuangan.
Dengan memanfaatkan strategi ini, mahasiswa dapat lebih mudah mengelola keuangan mereka secara bijak dan terhindar dari stres finansial di masa kuliah. Psikologi uang mengajarkan pentingnya kendali diri dan keputusan yang bijaksana dalam pengelolaan uang, yang akan membawa manfaat besar di masa depan.